Sesuatu yang Terabaikan

Posted by Amhy Selasa, 10 Desember 2013 0 comments
Dalam pergulatan kehidupan social manusia merupakan hakikat menusia hidup di belantara bumi ini. Kebutuhan, keinginan, dan impian menjadi sesuatu  yang wajib untuk terpenuhi dalam setiap insan yang mengharapkannya. Ukuran kesejahteraan hidup dilandaskan pada pemenuhan hasrat akan kebutuhan manusia secara pribadi, semua hal diimplementasikan dalam bentuk pergaulan kesegala arah yang menurut pendapat pribadi kita menguntungkan.

Akan tetapi terjadi beberapa persoalan dalam paradigma kita memahami tentang arti sebuah kehidupan di bumi. Pemahaman akan kebutuhan, keinginan, impian, dan hasrat menjadi sesuatu yang disamakan dalam pandangan kebanyakan. Dan lebih ironisnya tolok ukur akan kebahagiaan dan kesejahteraan hanya terpaku pada kebebasan financial semata yang mengakomodir segala bentuk pencapaian kebutuhan. Tak heran kehidupan hedonis yang hanya berorientasi pada hal-hal yang materialistik, telah menganggap semuanya serba mudah dijalani (instan) dengan menggunakan kekuatan materi semata.

Dalam realitas kita saat ini paradigma diatas telah menghegemoni kehidupan sosial masyarakat pada umumnya. Sisi lain yang seharusnya menjadi titik fokus dalam menjalani dinamika kehidupan di dunia yang sesungguhnya,  terletak pada sesuatu yang bersifat nonmateril, bersifat abstrak, namun memiliki makna yang cukup mendalam untuk memecah persoalan hidup, Kekuatan Emotional.

Berbagai referensi menyebutkan bahwa Spiritual, Emotional, Question menjadi hal yang sangat mendasar yang harusnya dimiliki oleh setiap manusia. Namun dalam realitasnya bukannya tidak mungkin tapi sulit untuk memiliki ketiganya. Olehnya itu, dari ketiga aspek tersebut coba kita kaji sisi lain dari the power of emotional (kekuatan emotional). Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Dan oleh Daniel Goleman, emosi adalah suatu perasaan dan fikiran yang khas, keadaan psikologis dan biologis  yang  merupakan dorongan untuk bereaksi atau bertindak karena ada nya rangsangan baik dari dalam maupun dari luar individu, dimana hal tersebut bisa berupa; marah, sedih, bahagia, takut, jengkel, malu, terkejut, cinta, benci, puas yang secara keseluruhan merupakan respon atas stimulus yang di terima.

Dari pengertian sederhana mengenai emotional telah memberikan sedikit gambaran bahwa emosi lebih pada tingkah laku, tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita kaitkan dengan  hakikat kehidupan sosial manusia, yang notabenenya hidup bersama, bergaul, dan berkomunikasi satu sama lain untuk pemenuhan kebutuhannya sangatlah dipengaruhi oleh bagaimana ia bertindak, berperilaku, dan menyikapi perbedaan terhadap sesama. Disinilah Kekuatan emotional berperan untuk mengontrol dan menfilter hal-hal yang kemungkinan akan menjadi perusak dalam berhubungan dengan manusia lainnya.

Terutama dalam hal memandang tentang kebutuhan, keinginan, impian dan hasrat. Emosi yang memberikan inspirasi, kekuatan, yang mendorong untuk bertindak dalam pencapaian tujuan. Proses filterisasi nilai-nilai dalam tindakan untuk kebutuhan, perilaku untuk keinginan, impian, dan mengontrol hasrat kita itulah the power of emotional. Dengan menguasai kekuatan emotional maka setidaknya dapat memberikan ruang untuk dapat berpikir jernih dalam realitas bertindak. Setidaknya ada 5 unsur yang membangun kecerdasan emosi, yaitu:

1. Memahami emosi-emosi sendiri
2. Mampu mengelola emosi-emosi sendiri
3. Memotivasi diri sendiri
4. Memahami emosi-emosi orang lain

5. Mampu membina hubungan social

0 comments:

Posting Komentar

Pengikut

Teman